Kalahkan Abdul Malik Ibrahim, Mahmud Lambang Terpilih Ketua REI Sulsel 2023-2026 .

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Mahmud Lambang terpilih sebagai ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Sulsel periode 2023-2026.

Terpilihnya Mahmud Lambang melalui Musyawarah Daerah (Musda) XIV REI Sulsel di Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Makassar, Rabu (11/10/2023) dini hari.Dalam pertarungan perebutan suara, Mahmud Lambang meraih 112 suara

Sementara, rivalnya yakni Abdul Malik Ibrahim hanya memperoleh 106 suara dari total 219 suara.

Adapun 1 suara dinyatakan tidak sah.

Pada kesempatan itu, Mahmud Lambang mengucapkan rasa syukur atas terpilihnya sebagai ketua DPD REI Sulsel.

Ia menyebut berkomitmen bakal mengabdikan diri memaksimalkan kinerja sesuai visi-misinya.

“Alhamdulillah, saya terima kasih banyak atas amanah ini,” katanya.

“Mari kita bersama-sama saling bersinergi untuk memajukan DPD REI Sulsel tanpa ada sekat,” Mahmud Lambang menambahkan.

Setelah berhasil terpilih, DPP REI langsung melantik Mahmud Lambang.

Mahmud Lambang dilantik langsung oleh Waketum DPP REI Rahmad Yadi mewakili Ketum Joko Suranto.

Turut hadir Sekretaris Jenderal DPP REI Raymond Arfandy.

Sebagai informasi, pembukaan Musda REI Sulsel dilakukan pada Selasa (10/10/2023).

Hadir Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari, hingga Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi.

Musda yang dihadiri Ketum DPP REI Joko Suranto, dibuka langsung oleh Bahtiar Baharuddin.

Dalam kesempatannya, Bahtiar mengatakan, REI merupakan organisasi yang ikut memberikan sumbangsi atas kemajuan pembangunan bangsa Indonesia.

“Organisasi REI adalah organisasi yang besar yang banyak menyumbangkan untuk pembangunan masyarakat Indonesia. Selamat menjalankan Musda XIV untuk REI,” kata Bahtiar dalam sambutannya.

Sebelum membuka musda, Pejabat Kemendagri ini terlebih memaparkan awal mula perkembangan perekonomian di Sulsel.

“Sulawesi Selatan ini adalah jazirah perdagangan dunia,” ujarnya.

Menurutnya, dulu Makassar merupakan pusat perdagangan terbesar, namun seiring perkembangan zaman, Makassar tidak lagi dijuluki pusat perdagangan.

“Kenapa hari ini setelah Indonesia merdeka, Makassar bukan pusat dagang dunia, jadi kecil,” kata Bahtiar.

Ada dua pemicu atau indikatornya, di mana pesawat ke Makassar hanya dua saja, yakni Singapura dan Malaysia.